Kreativitas Edi, pemuda asal Desa Sumberdadap, Kecamatan Pucanglaban, patut diacungi jempol. Berkat ketekunannya belajar, dia kini sanggup merakit sendiri mesin pencacah sampah plastik. Tidak hanya itu, dia juga mengolah sampah plastik itu untuk dijadikan komponen shuttle cock. Jadilah sebuah usaha yang unik dan bernilai ekonomi tinggi.

Edi pernah menjadi Tenaga Kerja Indonesia di Korea. Ketika berada di sana, dia mempelajari seluk beluk mesin. Pengetahuan itulah yang kemudian menjadi bekal baginya mengutak atik mesin ketika pulang kampung ke Sumberdadap.

Mesin pertama yang dia buat adalah mesin pencacah sampah plastik. Berkat mesin itu, dia bisa mengolah sampah plastik seperti botol untuk dicacah. Cacahan sampah yang dikeringkan bernilai mahal ketika dipasok ke pabrikan plastik.

Mesin kedua yang dirakit oleh Edi adalah pencetak alas shuttle cock (bola bulu tangkis). Alat ini bahkan dia buat sendiri dengan berbagai macam sisa mesin untuk kemudian dia rakit sedemikian rupa.

Alas shuttle cock berbahan plastik terlihat sebagai benda sepele. Tapi para pelaku usaha shuttle cock sangat membutuhkan. Misalnya industri shuttle cock di Klayatan, Malang, yang selalu menerima produk-produk garapan Edi.

Keterampilan Edi patut diperhatikan oleh pemerintah lokal agar makin bernilai tambah. Setidaknya dengan kreativitasnya, dia berpotensi memberdayakan warga sekitar.

Bagaimana reaksi anda mengenai artikel ini ?